PT. Rifan Financindo Berjangka
- Di tengah lanskap
politik internasional yang penuh gejolak dan kontroversi sejarah, satu
komunitas penggemar global yang sangat berdedikasi menonjol dengan komitmen
mereka yang tak tergoyahkan terhadap akurasi sejarah - BTS ARMY. K-netizens,
yang dengan cermat mengikuti budaya pop Korea Selatan, baru-baru ini menyatakan
penghargaan mendalam mereka atas upaya tanpa henti ARMY dalam mencari kebenaran
dan kebenaran sejarah.
Sebuah laporan terbaru yang
beredar di media sosial dengan cermat mencatat insiden di mana BTS terjerat
dalam konflik internasional melalui narasi media. Konflik-konflik ini sebagian
besar berkaitan dengan perselisihan sejarah yang melibatkan negara-negara
seperti Tiongkok, Jepang, dan Amerika Serikat.
Baca juga : RRQ Mengamankan Tempat di Upper Bracket MPL ID S12 Setelah Mengalahkan Dewa United Esports
Salah satu insiden yang
mendapatkan perhatian besar adalah pada tahun 2020 ketika RM, salah satu
anggota BTS, membuat komentar selama penerimaan penghargaan Van Fleet,
penghargaan yang mengakui mereka yang telah berkontribusi pada hubungan
AS-Korea. Dalam pidatonya, RM menyebut "sejarah rasa sakit," yang
memicu kontroversi besar, terutama di antara netizen Tiongkok.
Isu tersebut muncul dari
penggunaan RM atas istilah "dua negara," yang beberapa netizen
Tiongkok tafsirkan sebagai merujuk pada Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Mereka berpendapat bahwa pernyataan ini mengabaikan pengorbanan yang dilakukan
oleh tentara Tiongkok selama Perang Korea dan dukungan Tiongkok terhadap Korea
Utara pada masa itu, yang berlawanan dengan pasukan AS. Hal ini menyebabkan
beberapa perusahaan mengakhiri perjanjian iklan mereka dengan BTS.
Namun, apa yang terjadi
selanjutnya adalah tampilan luar biasa dari persatuan dan dukungan dari ARMY
internasional. Posting yang membela BTS mulai membanjiri platform online dalam
bahasa Inggris, menantang bias nasionalis yang diklaim ada dalam buku teks
sekolah Tiongkok. Posting-posting ini juga mengklaim bahwa BTS tidak punya
pilihan lain selain mengekspresikan diri sebagai warga negara Korea.
ARMY tidak berhenti di situ;
mereka terus menjadi penjaga kebenaran sejarah. Mereka mengingat insiden tahun
2018 ketika Jimin mengenakan kaus yang memperingati pembebasan Korea Selatan
dari Jepang. Meskipun tindakan ini mendapat kritik dari beberapa pihak, ini
sangat didukung oleh ARMY internasional, yang menghidupkan kembali tagar
"#LiberationTshirtNotBombTshirt."
Dalam insiden lain pada tahun
2019, ARMY berkumpul untuk membuat media AS menghapus label 'Laut Jepang' dari
peta yang menunjukkan lokasi Korea saat menampilkan BTS. Tindakan-tindakan ini
dan banyak lagi lahir dari dedikasi ARMY untuk memeriksa secara teliti
peristiwa sejarah dari setiap sudut pandang dan mempertahankan sejarah Korea
dengan gairah yang tak tertandingi.
Komentar-komentar pada
postingan ringkasan itu memuji ARMY untuk usaha pengecekan fakta yang tekun,
bahkan beberapa mengusulkan bahwa politisi Korea bisa belajar dari mereka.
Jelas bahwa BTS ARMY telah menjadi kekuatan bukan hanya dalam dunia musik,
tetapi juga dalam ranah politik dan sejarah global.
PT. Rifan Financindo Berjangka - Glh
No comments:
Post a Comment